Seiring dengan meningkatnya minat para orang tua dengan metode homeschooling karena fleksibilitas dan gaya merdeka belajar yang dimilikinya, ada beberapa metode pendekatan homeschooling yang dilakukan para orang tua. Metode homeschooling ini sesungguhnya sudah berusia hampir ratusan tahun, namun eksistensinya mulai meningkat semenjak kepopuleran homeschooling.
Homeschooling sejatinya adalah kegiatan belajar anak yang sepenuhnya dilakukan orang tua. Sebagai penanggung jawab utama pemilihan kurikulum, metode belajar hingga gaya homechooling yang dipilih. Pendekatannya pun bermacam-macam dan memiliki ciri khasnya masing-masing. Untuk parents yang memilih untuk memasukan anak ke lembaga homeschooling. Tidak perlu khawatir, karena gaya dan metode homeschooling ini biasanya tetap bisa berjalan bersamaan dengan pembelajaran anak di lembaga homeschooling.
Memahami beberapa gaya homeschooling yang ada akan memberi parent gambaran tentang pendidikan seperti apa yang ingin kita berikan untuk anak, hingga akhirnya dapat menyesuaikan gaya yang sesuai dengan keunikan setiap anak. Berikut merupakan beberapa gaya homeschooling yang popular yang telah mempengaruhi pendidikan selama puluhan hingga ratusan tahun.
1. Classical/Klasik
Salah satu model pendidikan tertua yang memiliki ciri khas “trivium” sebagai sebagai cara belajar anak. Metode klasik merupakan metode dari yunani dan mesir yang lahir pada jaman kuno dan dikembangkan di abad pertengahan. Tujuan dari model klasik adalah mengajarkan anak bagaimana belajar untuk diri mereka sendiri. Kemampuan berpikir kritis anak diasah melalui sejarah, studi literatur hingga aktifitas ilmiah.
2. Montessori
Pada tahun 1936, Dr Maria Montessori mengungkapkan hasil penelitiannya mengenai anak-anak dibukunya The Secret of Childhood,
bahwa pendidikan merupakan proses natural yang diinginkan anak, mereka memilih mengalami pembelajaran di lingkungan dibandingkan melalui kata-kata. Montessori mengungkapkan bahwa tangan merupakan sensori utama anak untuk belajar. Sehingga mempersiapkan lingkungan belajar yang menggunakan alat pembelajaran menjadi salah satu ciri khas Montessori. Prinsip-prinsip inti pendidikannya adalah kebebasan, ketertiban, keindahan, alam, realitas, dan lingkungan sosial dan intelektual.
3. Charlotte Mason
Saat memasuki masa revolusi industri seorang pendidik Inggris, Charlotte Mason mulai berbagi pandangannya untuk memberi anak pendidikan yang luas dan merdeka. Menurut Charlotte Mason anak-anak harus diberikan waktu untuk bermain, berkreasi, dan terlibat dalam situasi kehidupan nyata, yang menjadi wadah pembelajaran alami anak-anak. Pendekatannya juga mengajarkan membangun kebiasaan baik (good habit), keterampilan dasar(membaca,menulis,seni), serta memaparkan anak kepada pengalaman nyata, seperti mengunjungi taman untuk mengamati satwa, belajar sejarah dan seni melalui museum, hingga mencari informasi di perpustakaan. Tiga instrumen yang menjadi inti pendidikan menurut Miss Mason adalah atmosfer, disiplin, dan buku.
4. Waldorf
Tidak seperti model pendidikan lain, pendekatan Waldorf sangat fokus kepada aspek imajinatif seorang anak. Idealnya proses pengajaran dilakukan melalui storytelling dan ekspresi artistik, hampir semua subjek(termasuk matematika dan sains) dipresentasikan melalui cerita dan gambar. Strainer (penemu gaya pendidikan Waldorf) berfokus untuk mendidik anak secara keseluruhan- body, mind,spirit. Desain kurikulum Waldorf merupakan cerminan dari perkembangan masa anak-anak hingga dewasa.
5. Reggio Emilia
Reggio Emilia adalah filosofi pendidikan awal yang memungkinkan anak-anak untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri dan
mengekspresikan diri mereka dalam banyak cara selain berbicara dan menulis - semua dalam konteks hubungan dengan anak-anak lain dan lingkungan mereka. Inti dari pendekatan ini adalah menghormati anak-anak dan kemampuan mereka untuk menjadi peserta yang mampu dan aktif dalam pembelajaran mereka sendiri. Guru dan orang tua sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan yang kaya akan pembelajaran untuk anak. Sehingga anak dapat belajar melalui pengalaman menyentuh, bergerak, mendengarkan, dan mengamati.
6. Unschooling
Kemunculan model Unschooling di pelopori oleh John Holt, sebagai seorang guru dan penggerak reformasi sekolah sampai akhirnya dia memutuskan bahwa reformasi sekolah yang ideal adalah hal yang tidak mungkin dan mengalihkan usahanya ke pendidikan rumah. Di Amerika Serikat terjadi peningkatan anak-anak homeschooling ketika Holt mulai mensuarakan keresahannya tentang sistem sekolah. Model belajarnya tidak menggunakan kurikulum. Metode ini juga dikenal sebagai natural learning, karena kegiatan belajar didasari atas keingintahuan anak secara alami.
7. Eklektik
Jika 6 model homeschooling memiliki karakteristik yang sangat kental hingga metode-metode pakem yang dilakukan. Model eklektik
memberikan kesempatan kepada orang tua untuk merancang program homeschooling sendiri. Orang tua dapat menggabungkan model homeschooling yang ada, yang dirasa sesuai dengan keluarga. Mengadopsi bagian-bagian dari model homeschooling sama baiknya dengan menyelami satu model homeschooling. Bahwa sesungguhnya kebebasan belajar dan metode-nya lah yang menjadi tujuan orang tua memilih homeschooling.
Parents itulah informasi mengenai model homeschooling yang cukup popular di Indonesia. Di Indonesia juga banyak sekali bermunculan lembaga homeschooling. Meskipun terlihat seperti tidak sesuai dengan esensi sejati homeschooling. Lembaga homeschooling lahir atas kebutuhan orang tua yang merasa tidak sesuai dengan sistem sekolah namun merasa tidak dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya dirumah. Sehingga lembaga homeschooling seperti jawaban atas kebutuhan para orang tua yang menginginkan pendidikan terbaik untuk anaknya.
Bagi yang telah mengikuti lembaga homeschooling dan merasa ingin mengaplikasikan model homeschooling diatas, maka itu sangatlah memungkinkan. Parents memiliki kebebasan untuk menyebut perjalanan pendidikan yang dilakukan keluarga. Apapun sebutan dan model yang dipilih, mari kita ingat bahwa belajar bukanlah sebuah sistem, metodologi, atau sebuah tugas untuk menyelesaikan sesuatu. Ini adalah proses organik yang terjadi ketika lingkungan dan kondisinya mendukung. Peran kami adalah sebagai pemandu dan menciptakan lingkungan di mana anak-anak kita tidak hanya dapat tumbuh tetapi berkembang. Apapun metode dan model yang Parent pilih, ketahuilah bahwa itu akan mencerminkan kepribadian Ayah Bunda dan, kami harap, kepribadian anaknya.
Monicka
Parenting Enthusiast
