Homeschooling sebagai bentuk pendidikan utama mengalami penurunan saat terjadinya revolusi industri. Dimana sekolah-sekolah mulai dibuka untuk membentuk kelompok masyarakat yang dapat mendidik anak-anak agar memiliki kemampuan yang dibutuhan di dunia kerja. Di masa sekarang konsep sekolah formal dianggap sudah tidak relevan karena ilmu pengetahuan yang mudah di akses, perubahan teknologi dan kebutuhan keterampilan yang terus berubah kedepannya. Sekolah formal secara umum tidak dapat mengimbangi perubahan-perubahan tersebut, tanpa melakukan perubahan pada sistem pembelajaran.
Meningkatnya angka anak yang melalui jalur pendidikan nonformal dan informal merupakan bukti nyata kekhawatiran orang tua yang merasa sekolah formal tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya. Kehadiran homeschooling di Indonesia sebenarnya bukan relatif baru tapi dengan perkembangan sosial media mulai terlihat perkumpulan orang-orang yang menjalani pendidikan homeschooling. Sehingga tren homeschooling terlihat meningkat tajam beberapa tahun terakhir. Eits! Tapi homeschooling bukan sekedar tren saja yaa. itu merupakan upaya orang tua untuk memberikan pendidikan terbaik untuk anaknya.
Memang secara konsep sejatinya Homeschooling merupakan pendidikan yang menjadikan orang tua sebagai penanggung jawab utama anak. Dan homeschooling sejatinya tidak menggunakan lembaga, selain untuk membantu mengadakan ujian kesetaraan untuk anak homeschooling. Tetapi kehadiran lembaga homeschooling merupakan jembatan dari kebutuhan orang tua yang menginginkan pendidikan selain sekolah formal namun merasa belum mampu menjadi penanggung jawab penuh untuk pendidikan anak.
Di Indonesia banyak muncul lembaga yang mengatasnamakan Homeschooling. Jika anak yang masuk ke sebuah lembaga yang mengatasnamakan Homeschooling masih melakukan pembelajaran yang masih satu arah, memiliki jadwal pembelajaran yang tidak fleksibel, kurikulum yang cenderung kaku, durasi belajar di lembaga lebih dari 4 jam sehari, apalagi masih menggunakan seragam berarti LEMBAGA TERSEBUT TIDAK MENGGUNAKAN KONSEP SEKOLAH RUMAH. Hal seperti ini akan membuat orang tua tetap merasa menitipkan anaknya. Homeschooling jauh dari hal-hal seperti itu.
Fleksibilitas homeschooling merupakan hal yang membuatnya menonjol dan berbeda dari jalur pendidikan formal. Jika sebuah lembaga masih tidak fleksibel berarti hanya MEMINDAHKAN SEKOLAH FORMAL KE SEBUAH LEMBAGA. Hingga akhirnya orang tua tetap merasa tidak ada perbedaan antara sekolah formal dengan lembaga Homeschooling.
Homeschooling KITA sebagai lembaga yang menghadirkan pendidikan berkonsep sekolah rumah menjadi mitra orang tua dalam mendidik anak. Kami melakukan pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi siswa. Orang tua dapat memberikan ide dan masukan akan pembelajaran yang dapat dilakukan anaknya.
Homeschooling menggunakan rumah sebagai poros pembelajaran anak. Alam dan aktivitas sehari-hari menjadi sumber materi pelajaran. Dengan dasar ini materi pembelajaran di Homeschooling KITA dilakukan dengan sumber yang beragam, sehingga siswa dapat merasakan gairah belajar dan membentuk karakter siswa sebagai pembelajar sejati secara alami.
Fleksibilitas pembelajaran dan waktu belajar di Homeschooling KITA membuktikan bahwa lembaga kami merupakan lembaga Homeschooling yang benar-benar menggunakan konsep pembelajaran sekolah rumah. Dengan orang tua sebagai mitra untuk mendidik anak, kami menjadi fasilitator untuk para orang tua yang ingin memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Monicka
Parenting Enthusiast - Homeschooling KITA