Pernahkah Parents melihat salah satu kebiasaan anak yang tidak pernah diajarkan dirumah, lalu berpikir “dari siapa dia belajar hal itu ya?” Sering sekali hal-hal seperti ini luput dari perhatian parents, jika anak adalah peniru ulung. Ia akan mengikuti apa yang ia lihat, mengucap apa yang ia dengar dan bertingkah seperti itu jika sering terpapar. Hingga akhirnya kebiasaan tersebut menjadi karakter anak.
Karakter pada dasarnya dibentuk dan ditempa dimana lingkungan manusia berada. Selain faktor lingkungan tentu dipengaruhi faktor biologis. Faktor biologis merupakan faktor genetik pembawaan dari orang tua setiap anak. Beberapa karakter orang tua secara otomatis akan menurun pada si anak. Ditambah, orang tua menjadi orang yang paling dekat dengan anak sebagai pendidik utamanya. Anak akan menghabiskan waktu banyak dengan orang tuanya di awal kehidupannya.
Bagaimana cara orang tua memperlakukan satu dan lainnya, bagaimana cara orang tua berbicara dengan anak dan bagaimana cara orang tua memperlakukan dirinya sendiri,akan menjadi contoh utama anak. Ia akan mengikutinya tanpa mempertanyakan apakah itu benar atau tidak, karena begitulah orang tuanya bersikap. Sudah secara alamiah anak akan mengikuti sebelum akhirnya memutuskan apakah itu salah atau tidak.
Meskipun begitu ada faktor lingkungan selain keluarga. Sehingga faktor biologis akan melewati seleksi saat memasuki lingkungan yang lebih banyak berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang. Dalam lingkungan masyarakat atau teman sebaya, orang tua tidak dapat selalu melindungi anak dari karakter-karakter yang buruk. Lingkungan yang kondusif dan baik adalah yang aman , tenang, damai dan beragam sehingga akan menambah dan mewarnai karakter anak hingga tumbuh memiliki karakter yang baik.
Sebaliknya lingkungan yang bising, tidak aman, penuh pelanggaran, kasar dan tidak sopan membuat anak terpapar akan nilai-nilai yang tidak baik sehingga kedepannya akan menyepelekan saat melanggar norma sosial. Untuk menghindari anak memasuki lingkungan yang tidak kondusif, orang tua sebaiknya dirumah senantiasa menanamkan nilai-nilai yang positif dan baik, sehingga kedepannya anak akan terbiasa untuk memilih lingkungan yang kondusif dan bernilai positif.
Selanjutnya ada lingkungan sekolah. Dalam lingkup sekolah lebih mudah melihat apakah sekolah tersebut memiliki lingkungan yang positif atau tidak. Parents dapat melihat para siswa yang bersekolah disana, apakah mereka sopan atau kasar? Lalu lihat para gurunya, apakah ramah atau acuh? Jika sudah terlihat berkarakter baik, coba dilihat apakah sekolah tersebut memiliki nilai yang sesuai dengan keluarga parents? Sekolah harus bisa menjadi ruang dasar pembentukan karakter siswa sebelum terjun ke masyarakat.
Dengan menyekolahan anak di lingkungan berkarakter baik dan menanamkan nilai-nilai positif maka tentu anak mendapatkan contoh yang baik serta membangun karakternya.
Di HOMESCHOOLING KITA ada yang namanya BRIGHT Values sebagai nilai yang dianut untuk membentuk karakter. Nilai tersebut diaplikasikan dalam bentuk peraturan kelas. Sehingga penanaman nilai pembentuk karakter anak akan selalu hadir dalam setiap pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Monicka
Parenting Enthusiast - Homeschooling KITA