Saat memilih sekolah untuk anak secara umum yang menjadi pertimbangan utama orang tua adalah fasilitas sekolah, jarak dan biaya. Untuk yang lebih kritis akan melihat visi misi sekolah dan kurikulum yang dihadirkan. Tapi yang sering luput adalah melihat ke diri sendiri dan keluarga. Pertimbangan terbesar memilih sekolah adalah “apakah pendidikannya akan sesuai dengan visi pendidikan keluarga kami?”
Melihat anak tetangga yang masih kecil sudah mandiri, orang tua sibuk tanya-tanya sekolah dimana anaknya. Mendengar keponakan fasih menghafal kitab suci membuat orang tua mencari sekolah berbasis agama di lingkungan terdekat. Mengetahui seorang anak masuk sekolah dengan kurikulum internasional, orang tua merasa itu menjadi keperluannya. Tren sekolah alam yang meningkat membuat orang tua mencari tahu lebih lanjut. Sebenarnya mencari informasi sekolah yang menjadi pertimbangan utama itu apa?
Sering sekali terlihat orang tua yang mencari informasi sekolah kesetiap penjuru layaknya ingin memasukkan anak ke setiap sekolah yang menarik hati. MENARIK HATI ORANG TUANYA, padahal anaknya yang akan menjalani kegiatan di sekolah tersebut. Hal ini sering terjadi karena keluarga belum menyusun visi pendidikan yang ingin dicapai.
Sebelum melihat brosur sekolah-sekolah, baiknya orang tua memikirkan dan menyusun visi pendidikan yang ingin dicapai. Seperti ingin membesarkan anak untuk menjadi pribadi seperti apa, apa yang dipercaya dan dijunjung di dalam keluarga,dan jangan lupa melihat ketertarikan anak dalam bidang apa. Visi pendidikan keluarga akan sangat berbeda satu dan lainnya.
Tak bisa juga hanya menyusun visi pendidikan keluarga tetapi tidak peduli dengan caranya. Sekedar kurikulum sekolah yang menarik tidak menjamin akan mencapai visi keluarga tersebut. Misalkan anak yang tertarik kepada alam dimasukkan ke dalam sekolah internasional yang sangat minim untuk berinteraksi dengan alam. Maka kecerdasan naturalis anak tidak akan terasah dan anak merasa terbeban dengan sekolahnya. Jika sekolah dapat membangun keselaras dengan ketertarikan anak, maka puncak tujuan untuk menjadikan anak sebagai diri terbaiknya dapat tercapai
Jadi buat apa repot-repot membandingkan sekolah, melihat dengan teliti isi kurikulumnya, tetapi belum memiliki visi pendidikan di keluarga. Pertanyakan lagi apa tujuannya? Apa sekedar anak menonjol di masyarakat? atau sebagai jalan anak meraih profesi tertentu? Atau agar anak memiliki keterampilan?
Landasan kurikulum harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. JANGAN MUDAH TERJEBAK TREN PENDIDIKAN.
Hal ini lah yang sering menjadi alasan orang tua memilih Homeschooling sebagai jalur pendidikan anaknya. Jika keluarga memiliki visi yang ingin dicapai, ia akan tahu persis sekolah seperti apa yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Tetapi jika di rasa tidak ada yang mencakupi tujuan tersebut maka homeschooling bisa menjadi pilihan. Selalu ada homeschooling sebagai pilihan jalur pendidikan selain list sekolah yang ingin didaftarkan.
Dengan fleksibilitasnya, homeschooling dapat memberikan kurikulum yang kaya dan juga waktu luang yang dibutuhkan anak. Jika dirasa Homeschooling mandiri masih menjadi beban, carikan PKBM yang benar-benar dapat menjadi mitra orang tua dalam mendidik anak.
Homeschooling KITA sebagai salah satu lembaga homeschooling yang benar-benar hadir sebagai mitra orang tua. Dapat memberikan fleksibilitas kurikulum dan membantu mengupas potensi anak yang dimiliki. Sehingga anak bisa mendapatkan kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan di rumah.
Monicka
Parenting Enthusiast - Homeschooling KITA