Sebagai makhluk sosial sudah sejatinya kita sebagai manusia memiliki sifat alami untuk bersosialisasi. Tidak bisa manusia hidup tanpa melakukan aktifitas sosial. Namun sering sekali sosialisasi diartikan untuk “sekedar” mencari sebanyak-banyaknya teman. Perlu diluruskan bahwa sosialisasi merupakan sebuah prosesdimana manusia belajar melalui interaksi dengan manusia lainnya, tentang cara berpikir, merasakan dan bertindak, dimana semua itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif.
Proses yang secara alamiah merupakan proses pembelajaran secara tidak terarah. Yang artinya memiliki teman yang dapat membawa proses pembelajaran menjadi hal yang positif merupakan hal yang penting dalam bersosialisasi. Dalam menjalin pertemanan ini ada banyak keterampilan yang dapat dikembangkan oleh anak-anak kita.
Keterampilan ini merupakan soft skill yang tidak terukur, namun merupakan keterampilan yang penting dimiliki. Berapa banyak dari kita yang merasa sulit berkomunikasi, mengungkapkan pemikiran kita, berani berbicara didepan? Hal-hal ini dapat diasah dalam ruang sosialisasi anak.
Sebelumnya mari memahami soft skill lebih dalam lagi. Soft skill merupakan kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial, serta kemampuan adaptasi yang baik. Parent dapat mengembangkan ini tanpa mengikuti kelas kursus soft skill, hanya dibutuhkan ruang lingkup sosialisasi yang dapat mengasah kemampuan ini. Beberapa kemampuan soft skill yang dapat dilatih dalam bersosialisasi.
1. Komunikasi
Komunikasi bukan hanya sekedar berbicara, tetapi dalam mengungkapkan gagasan/ide yang kita miliki serta dapat melakukan timbal balik dari gagasan tersebut. Anak-anak dapat mengasah kemampuan komunikasi dengan berdiskusi, belajar berkelompok, presentasi, aktif dalam organisasi hingga kegiatan public speaking. Yang dilatih dalam kemampuan ini bukan sekedar mengajukan gagasan, namun juga mendengarkan, kemampuan empati hingga mengetahui komunikasi non-verbal seseorang.
2. Adaptasi
Kemampuan ini akan dimiliki orang yang telah mengenal banyak orang dengan berbagai macam latar belakang. Anak-anak bisa diajak bersosialisasi dengan lingkungan yang beragam, sehingga kemampuan adaptasinya tinggi.
3. Toleransi
Pada dasarnya toleransi merupakan rasa hormat kita terhadap perbedaan yang ada pada setiap orang. Dalam melakukan sosialisasi dengan berbagai pihak anak dapat melihat perbedaan pendapat dan kepercayaan, yang dapat memupuk rasa toleransi yang dimiliki.
4. Kepemimpinan
Kemampuan kemimpinan yang paling dilihat adalah seberapa cerdas dalam pengambilan keputusan. Karena sebagai pemimpin selalu dituntun untuk dapat mengambil keputusan yang menguntungkan segala pihak dan ini membutuhkan pemikiran kreatif agar dapat tercapai. Keterampilan ini dapat dilatih dengan kegiatan berkelompok yang membuat anak berada dalam posisi pemimpin. Bisa juga dilakukan secara bergantian dengan teman-teman nya sehingga semua dapat melatih kemampuan memimpin mereka.
5. Pemecahan masalah
Dalam memecahkan masalah yang dibutuhkan merupakan diskusi dan komunikasi yang baik. Skill ini juga memerlukan pengetahuan,
kemampuan mengakses, analisis dan mensitentis informasi.
6. Kerjasama
Tidak semua orang bisa berkerjasama dengan optimal, karena banyak yang masih mementingkan kepentingan diri sendiri. Kemampuan kerjasama mungkin menjadi salah satu soft skill yang mencakup kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, adaptasi hingga toleransi untuk dapat menghormati perbedaan yang ada saat bekerjasama, namun tidak melupakan kepentingan bersama diatas kepentingan sendiri. Dengan tujuan untuk dapat mengambil keputusan yang menguntungkan segala pihak. Pengambilan keputusan yang merupakan keterampilan yang di gadang-gadang sebagai keahlian utama yang harus dimiliki oleh calon
manager disebuah perusahaan.
Banyak sekali yang ternyata dapat dilatih dalam ruang sosialisasi anak. Soft skill ini merupakan salah satu faktor yang akan dilihat ketika anak akan memasuki dunia kerja dan bermayarakat. Orang tua sebagai fasilitator sosialisasi anak dapat memilihkan ruang sosialisasi yang cocok dengan nilai-nilai yang dianut dalam keluarga. Sehingga kegiatan sosialisasi anak menjadi kegiatan yang
berdampak positif. Namun parent jangan lupa jika sosialisasi juga merupakan salah satu tempat manusia untuk melakukan relaksasi, tidak semua harus berhubungan dengan keterampilan sosial yang ingin dicapai. Biarkan anak berkembang dalam lingkup sosial yang parent pilihkan untuknya dan biarkan mereka menikmati pertemanan yang ada.
Monicka
Parenting Enthusiast
