Benarkah Siklus Belajar Inquiry Memberatkan Siswa?
Dengan berbagai tahap yang dijelaskan, banyak orang menilai proses belajar dengan siklus Inquiry terlihat berat dan banyak. Namun apakah benar-benar siswa merasa terbeban dengan proses tersebut?
Jika dilihat dari penjelasan pada tulisan sebelumnya, Siklus Inquiry memerlukan beberapa tahapan agar proses belajarnya sesuai. Dimulai dari meningkatkan ketertarikan siswa, mengumpulkan pertanyaan, mencari jawaban, menyortir jawaban, hingga proses refleksi belajar dan evaluasi.
Sangat berbanding terbalik dengan proses belajar yang biasa kita ketahui, guru menjelaskan materi, siswa diminta untuk menghafal, lalu di tes pengetahuan siswa melalui ulangan harian. Proses ini terlihat sangat lebih sederhana dibandingkan dengan Siklus Inquiry.
Namun dibalik kesederhanaannya, proses belajar ini membuat siswa menjadi pasif dalam mencari pengetahuan dan jawaban. Siswa hanya duduk dan mendengarkan guru menerangkan, mencatat seperlunya, dan menghafalkan materi. Padahal tentu harapannya siswa menjadi seorang pembelajar mandiri, namun bagaimana mereka bisa mandiri jika pengetahuan dan informasi terus “disuapi” guru?
Kelas yang mengaplikasikan Inquiry dalam kesehariannya akan memberikan waktu siswa untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul dan selalu dihargai proses pencariannya. Dengan memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, eksperimen, serta penelitian mandiri. Siswa berperan aktif sepanjang proses pembelajaran untuk membangun ide dan menciptakan pemahaman.
Dalam keseharian di kelas Inquiry terdengar berisik dan tidak setenang kelas yang guru menjadi center point. Para siswa mengungkapkan opininya dan melakukan sharing akan pencarian yang didapat, hal ini membangun simpati dan proses komunikasi yang efektif.
Proses tahapan Inquiry terbukti memudahkan proses pembelajaran dengan menggunakan rasa keingintahuan alami siswa yang tumbuh. Pemahaman mendalam terbangun karena siswa yang mengungkapkan ide yang mereka kembangkan sendiri. membiarkan siswa bergerak aktif dengan penelitiannya membangun beragam keterampilan, seperti inisiatif diri, komunikasi, dan berkolaborasi.
Strategi pengajaran dan kegiatan yang beragam membantu guru menyesuaikan dengan gaya belajar siswa. Keberagaman cara belajar ini membuat siswa menikmati proses belajar yang terjadi. Guru berperan membimbing siswa untuk memahami proses belajar untuk dirinya sendiri. Sehingga pada akhirnya siswa yang paham akan proses belajarnya dapat menjadi pembelajar mandiri.
Monicka
Parenting Enthusiast - Homeschooling KITA