Sekolah konvensional merupakan sekolah tradisional atau sekolah formal yang biasa kita jumpai. Merupakan bentuk sekolah pada umumnya dalam masyarakat. Proses pembelajaran sekolah konvensional dan homeschooling memiliki tujuan yang sama, untuk meraih tujuan pendidikan masing-masing keluarga. Namun perlu diketahui bahwa ada beberapa perbedaan mencolok dalam kedua model pendidikan ini.

 

Untuk dapat mengambil keputusan secara bijak mengenai pendidikan anak mari kita lihat detail perbedaan sekolah konvensional dan homeschooling.


1. Sistem pendidikan

 

Sistem pendidikan Sekolah konvensional diatur dengan kurikulum oleh pemerintah pusat dan merupakan jalur pendidikan formal, sedangkan homeschooling merupakan salah satu jalur pendidikan non-formal/informal yang diakui Negara, sehingga lulusan homeschooling setara dengan lulusan sekolah konvensional.

 

2. Kurikulum

 

Sekolah konvensional memiliki kurikulum yang terstandardisasi, dirancang dan diawas ketat pemerintah pusat. Sehingga dalam pelaksanaanya wajib mengikuti menyelesaikan semua pelajaran yang ada, dan tidak bisa memilih untuk fokus kepada satu bidang yang ingin diperdalam. Kurikulum homeschooling merupakan kurikulum yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan ketertarikan anak. Dalam memilih kurikulum minat, bakat dan potensi anak menjadi acuan utama. Sehingga proses pembelajaran adalah meningkatkan potensi dan daya belajar anak. Bukan sekedar melewati standar yang dibuat.

 

3. Tanggung jawab

 

Dengan mendelegasikan anak ke sekolah konvensional peran orang tua dalam proses pendidikan anak akan minim karena semuanya sudah berlangung secara sistematis dengan adanya sekolah, guru dan kurikulum Pada homeschooling peran orang tua sangatlah besar dalam penentuan pendidikan anaknya. Karena orang tua akan turun tangan secara langsung dalam perkembangan pendidikan anak. Selain itu tanggung jawab ini akan dibagi dengan anak ketika dia sudah mulai bisa mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas pilihannya. Anak akan diajak untuk berdiskusi dalam pengambilan keputusan mengenai pendidikannya. Seperti ketika anak memilih untuk mengembangkan bakat atau berkonsentrasi pada satu bidang akademis. Tentu saja hal ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran kemandirian anak.

 

4. Gaya belajar

 

Secara umum gaya belajar sekolah konvensional adalah teacher centered atau semua kegiatan belajar berada ditangan guru. Guru lah sebagai tokoh utama yang memberi informasi tentang apa yang harus dipelajari dan dicapai. Seringkali dengan gaya belajar seperti ini anak menjadi penerima pasif. Dengan fleksibilitas yang dimiliki homeschooling memberi perspektif berbeda dalam pencapaian belajar anak. Anak dibiasakan untuk aktif dalam mencari tahu jawaban atas pertanyaan yang ada. Sehingga membantu anak untuk memupuk diri sebagai pembelajar mandiri.

 

5. Fleksibilitas

 

Jadwal pelajaran sekolah merupakan hal yang wajib ada disekolah konvensional, waktu hingga durasi belajar yang tidak memiliki fleksibilitas karena sudah diatur oleh sekolah. Waktu anak akan dihabiskan didalam sekolah. Anak-anak homeschooling memiliki durasi belajar dan materi yang dapat disesuaikan dengan ketertarikan anak sehingga fleksibilitas waktu dengan konsep pendidikan homeschooling sangatlah tinggi. Dengan begini anak memiliki waktu luang diluar durasi belajarnya. Waktu luang ini bisa digunakan anak untuk mengembangkan ketertarikan pada bidang-bidang lain diluar bidang akademis. Dalam penerapan ilmu juga akan lebih mudah, karena anak dapat mencoba teori yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

 

Kelima perbedaan diatas merupakan perbedaan paling mencolok dalam pelaksaan sistem pendidikan sekolah konvensional dan homeschooling. Perlu diingat bahwa tujuan pendidikan anak setiap keluarga berbeda-beda dan pilihan dalam melaksanakannya ada ditangan orang tua. Namun setiap tujuannya adalah untuk kebaikan anak, jadi cermatlah dalam memilih sistem pendidikan yang dapat menghormati perbedaan anak dan dapat menonjolkan potensi setiap anak.

Monick
Parenting Enthusiast