Kreativitas sama pentingnya dengan Literasi

 

 

Salah satu tanda meningkatnya kualitas pendidikan adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi sejak dini. Kesadaran ini tentu merupakan hasil dari sosialiasasi selama bertahun-tahun kebelakang. Bahwa literasi merupakan hal yang bisa mempengaruhi keberhasilan anak dimasa depan. Semakin banyak kegiatan literasi yang anak lakukan, maka simpati anak semakin meningkat, anak semakin memahami proses mengelola informasi yang didapat, meningkatkan kemampuan interpersonal, melatih kemampuan berpikir dan menganalisa, serta membantu anak dalam merangkai kata dalam berbicara maupun menulis.

 

Tentu dalam mencapai kesadaran ini tidaklah mudah, karena budaya membaca di Indonesia yang cukup rendah menjadi salah satu alasannya. Namun dalam perkembangannya, sekarang para orang tua mulai meningkatkan budaya membaca di rumah masing-masing semenjak dini. Hal ini harus dirayakan dan di apresisasi. Tapi ada hal lain yang sering terluput dalam kepentingan membangun kemampuan anak, yaitu kreativitas.

 

Kreativitas sering dipahami sebagai salah satu kepentingan para pekerja industri kreatif saja. Jika anak tidak tertarik menjadi seniman maka kreativitas bukan hal yang utama, begitu anggapannya. Sir Ken Robinson sebagai salah satu penggiat pendidikan di Inggris mengatakan bahwa, “Kreativitas sama pentingnya dengan literasi dan seharusnya diperlakukan secara adil atas kepentingan ini.”

 

Bagaimana bisa sebuah kreativitas yang dipandang sebelah mata disandingkan dengan literasi?

 

Kreativitas menjadi acuan akan kemampuan anak untuk improvisasi dalam menghadapi keadaan.. Semakin anak memiliki kreativitas yang tinggi semakin tinggi gaya lentingnya dalam menghadapi masalah. Melatih kreativitas bukan hanya perkara memasukkan anak kedalam kelas seni, namun ada hal lain yang harus dipahami tentang kreativitas.

 

Sadarkah bahwa anak kecil tidak takut melakukan kesalahan, namun ketika bertambah dewasa ketakutan akan berbuat salah semakin tinggi. Melakukan kesalahan bukanlah sebuah kreativitas, tetapi jika kita tidak siap untuk melakukan kesalahan kita tidak akan pernah mengerjakan sesuatu secara orisinil. Orang yang dapat mengerjakan, membuat atau menciptakan sesuatu secara orisinil akan disebut orang yang kreatif. Ternyata secara tidak langsung kreativitas dipengaruhi oleh tidak takutnya orang dalam mencoba dan melakukan kesalahan.

 

Dilain sisi, sistem pendidikan membuat anak menjadi takut untuk melakukan kesalahan. Sehingga hasil dari sistem pendidikan ini kebanyakan menghasilkan orang-orang yang tidak memenuhi kapasitas kreativitasnya. Karena takut mencoba, takut dianggap berbeda, dan takut kesalahannya menjadi fokus yang dibahas.

Banyak kegiatan yang membungkam kreativitas bukan menumbuhkannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Monicka
Parenting Enthusiast - Homeschooling KITA